Populasi warnet atau warung internet di Kabupaten Barru cukup berkembang pesat. Bebagai hal mencuat setelah warung internet dan warung kopi berfasilitas free hotspot menjamur hingga ke pelosok. Mulai dari brrowsing, chatting, watching, hingga game online menjadi kebaiasaan baru masyarakat mulai kanak-kanak hingga orang dewasa. Namun, keberadaan warnet tidak saja menjadi tempat untuk menyatu dengan dunia maya. Tapi, fungsi warnet kini seolah bergeser ke hal-hal negatif.
Saat ini, warnet kerap pula dijadikan tempat pacaran hingga tempat aman untuk berbuat mesum. Terutama warnet yang memiliki room nyaris tertutup, sehingga pelanggan pun nyaris tak terlihat. Hal ini terekam dalam pantauan Tim jurnalbarru beberapa pekan terakhir ini. Anak muda kota barru, terkhusus lagi pelajar yang tengah kasmaran. Tak jarang tertangkap basah beradegan mesum. Mulai dari saling pegang tangan, saling rangkul, saling peluk, saling berciuman, saling remas, hingga berpetting ria.
Sungguh ini tamparan keras bagi dunia pendidikan, karena kegiatan mesum itu mayoritas dilakukan oleh pelajar SMA/ sederajat. Khususnya diwarnet-warnet bilangan Jenderal Sudirman dan Pasar Sentral. Wilayah tersebut terkenal sebagai sentra masyarakat berpendidikan di Kabupaten barru.
Perbuatan mesum ini kerap terjadi pada jam-jam pulang sekolah hingga sore hari. Tak jarang kita menemukan pelajar yang masih berseragam lengkap beradu bibir bersama pasangannya di beberapa lokasi ini. Sehingga kesan yang timbul bagi mereka adalah, warnet merupakan tempat baru nan aman untuk ber”aksi”.
Yang lucu adalah pemilik-pemilik warnet seolah melakukan pembiaran terhadap hal ini. “Kita ini kan cari makan, so gak mungkinlah kita tegur. Kalau di tegur, pasti tidak kembali lagi main kesini” ungkap salah satu pemuda pemilik warnet yang meminta agar warnet dan namanya tidak dicantumkan saat ditemui setelah Sholat Jum’at 26 November.
Hal ini mesti menjadi perhatian besar para orang tua, guru. pemerintah dan pemilik warnet. Karena jika hal ini tidak di cegah sedini mungkin, maka icon kota santri akan bergeser menjadi kota mesum berikut nilai-nilai kehidupan lainnya.
Cukuplah eksistensi warung remang-remang, yang menjadi citra negatif Kabupaten barru. Tak usah ditambah sob...
sumber : http://jurnalbarru.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar